Gisma Wandira Midw
Ku tempuh hidupku ini dengan perjuanganku
Selasa, 03 Desember 2013
my ziddu
Gisma adalah nama saya, nama lengkap saya Gisma Wandira yang berarti suku bugis orang makasar wanita mandiri dan merakyat.
Rabu, 18 September 2013
cuplik APN
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
PENDAHULUAN
Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, yaitu :
Perdarahan pasca persalinan
Eklampsia
Sepsis
Keguguran
Hipotermia
Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu:
Hipotermia
Asfiksia
Fokus asuhan kesehatan ibu selama 2 dasawarsa terakhir, yaitu :
Keluarga berencana
Asuhan antenatal terfokus
Asuhan pasca keguguran
Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi
Penatalaksanaan komplikasi
Asuhan antenatal terfokus bertujuan :
Mempersiapkan kelahiran
Mengetahui tanda-tanda bahaya
Memastikan kesiapan menghadapi komplikasi kehamilan
Fokus utama asuhan persalinan normal telah mengalami pergeseran paradigma. Dulu fokus utamanya adalah menunggu dan menangani komplikasi namun sekarang fokus utamanya adalah mencegah terjadinya komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir sehingga akan mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir.
Contoh pergeseran paradigma asuhan persalinan normal, yaitu :
Mencegah perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atoni uteri.
Menjadikan laserasi / episiotomi sebagai tindakan tidak rutin.
Mencegah terjadinya retensio plasenta.
Mencegah partus lama.
Mencegah asfiksia bayi baru lahir.
Upaya preventif terhadap perdarahan pasca persalinan berupa :
Manipulasi seminimal mungkin.
Penatalaksanaan aktif kala III.
Mengamati dan melihat kontraksi uterus pasca persalinan.
Pencegahan retensio plasenta dengan cara mempercepat proses separasi dan melahirkan plasenta dengan memberikan uterotonika segera setelah bayi lahir dan melakukan penegangan tali pusat terkendali. Upaya ini disebut juga penatalaksanaan aktif kala III.
Upaya mencegah partus lama berupa :
Menggunakan partograf untuk memantau kondisi ibu dan janinnya serta kemajuan proses persalinan.
Mengharapkan dukungan suami dan kerabat ibu.
Upaya mencegah asfiksia bayi baru lahir secara berurutan, yaitu :
Membersihkan mulut dan jalan napas sesaat setelah ekspulsi kepala.
Menghisap lendir secara benar.
Segera mengeringkan dan menghangatkan tubuh bayi.
Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal
Praktek-praktek pencegahan pada asuhan persalinan normal meliputi :
Mencegah infeksi secara konsisten dan sistematis.
Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan dan setelah bayi lahir, termasuk penggunaan partograf.
Memberikan asuhan sayang ibu secara rutin selama persalinan, pasca persalinan dan nifas.
Menyiapkan rujukan ibu bersalin atau bayinya.
Menghindari tindakan-tindakan berlebihan atau berbahaya.
Penatalaksanaan aktif kala III secara rutin.
Mengasuh bayi baru lahir.
Memberikan asuhan dan pemantauan ibu dan bayinya.
Mengajarkan ibu dan keluarganya untuk mengenali secara dini bahaya yang mungkin terjadi selama masa nifas pada ibu dan bayinya.
Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan.
\
ADA 5 DASAR ASUHAN PERSALINAN YANG BERSIH DAN AMAN, yaitu :
Membuat keputusan klinik
Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
Pencegahan infeksi
Pencatatan (rekam medis)
Rujukan
Membuat Keputusan Klinik Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk merencanakan arahan bagi ibu dan bayi baru lahir.
Ada 4 langkah proses pengambilan keputusan klinik, yaitu :
Pengumpulan data
Data subjektif
Data objektif
Diagnosis
Penatalaksanaan asuhan atau perawatan
Membuat rencana
Melaksanakan rencana
Evaluasi
Pengumpulan Data
Penolong persalinan mengumpulkan data subjektif dan data objektif dari klien. Data subjektif adalah informasi yang diceritakan ibu tentang apa yang dirasakan, apa yang sedang dialami dan apa yang telah dialami, termasuk informasi tambahan dari anggota keluarga tentang status ibu. Data objektif adalah informasi yang dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan / pengantar terhadap ibu atau bayi baru lahir.
Cara mengumpulkan data, yaitu :
Berbicara dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang kondisi ibu dan riwayat perjalanan penyakit.
Mengamati tingkah laku ibu apakah terlihat sehat atau sakit, nyaman atau terganggu (kesakitan).
Melakukan pemeriksaan fisik.
Melakukan pemeriksaan tambahan lainnya bila perlu, misalnya pemeriksaan laboratorium.
DiagnosisMembuat diagnosa secara tepat dan cepat setelah data dikumpulkan dan dianalisa. Pencarian dan pengumpulan data untuk diagnosis merupakan proses sirkuler (melingkar) yang berlangsung secara terus-menerus bukan proses linier (berada pada satu garis lurus).
Diagnosis terdiri atas diagnosis kerja dan diagnosis defenitif. Diagnosis kerja diuji dan dipertegas atau dikaji ulang berdasarkan pengamatan dan temuan yang diperoleh secara terus-menerus. Setelah dihasilkan diagnosis defenitif barulah bidan dapat merencanakan penataksanaan kasus secara tepat.
Untuk membuat diagnosa :
Pastikan bahwa data-data yang ada dapat mendukung diagnosa.
Mengantisipasi masalah atau penyulit yang mungkin terjadi setelah diagnosis defenitif dibuat. Memperhatikan kemungkinan sejumlah diagnosa banding atau diagnosa ganda.
Penatalaksanaan Asuhan atau Perawatan
Rencana penatalaksanaan asuhan dan perawatan disusun setelah data terkumpul dan diagnosis defenitif ditegakkan. Setelah membuat rencana asuhan, laksanakan rencana tersebut tepat waktu dan mengacu pada keselamatan klien.
Pilihan intervensi efektif dipengaruhi oleh
Bukti-bukti klinik
Keinginan dan kepercayaan ibu
Tempat dan waktu asuhan
Perlengkapan, bahan dan obat-obatan yang tersedia
Biaya yang diperlukan
Tingkat keterampilan dan pengalaman penolong persalinan
Akses , transportasi, dan jarak ke tempat rujukan
Sistem dan sumber daya yang mendukung ibu (suami, anggota keluarga, sahabat).
Evaluasi
Penatalaksanaan yang telah dikerjakan harus dievaluasi untuk menilai tingkat efektivitasnya. Tentukan apakah perlu dikaji ulang atau diteruskan sesuai dengan kebutuhan saat itu atau kemajuan pengobatan.
Jadi proses pengumpulan data, membuat diagnosa, penatalaksanaan intervensi atau tindakan dan evaluasi merupakan proses sirkuler (melingkar) yang saling berhubungan.
Asuhan Sayang Ibu dan Bayi
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Perhatian dan dukungan kepada ibu selama proses persalinan akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik. Juga mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, cunam dan seksio sesar) dan persalinan akan berlangsung lebih cepat.
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :
Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukannya sesuai martabatnya.
Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum memulai asuhan tersebut.
Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.
Mengajurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau kuatir.
Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.
Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menenteramkan perasaan ibu beserta anggota keluarga yang lain.
Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya dan/atau anggota keluarga yang lain selama persalinan dan kelahiran bayinya.
Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.
Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten.
Menghargai privasi ibu.
Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi.
Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia menginginkannya.
Menghargai dan membolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak memberi pengaruh yang merugikan.
Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan (episiotomi, pencukuran, dan klisma).
Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.
Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi.
Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu).
Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, bahan-bahan, perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi.
Asuhan sayang ibu pada masa post partum :
Menganjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat gabung).
Membantu ibu untuk mulai membiasakan menyusui dan menganjurkan pemberian ASI sesuai permintaan.
Mengajarkan ibu dan keluarganya mengenai nutrisi dan istirahat yang cukup setelah melahirkan.
Menganjurkan suami dan anggota keluarganya untuk memeluk bayi dan mensyukuri kelahiran bayinya.
Mengajarkan ibu dang anggota-anggota keluarganya tentang bahaya dan tanda-tanda bahaya yang dapat diamati dan anjurkan mereka untuk mencari pertolongan jika terdapat masalah atau kekhawatiran.
Pencatatan Rekam Medik
Catat semua asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan/atau bayinya. Jika asuhan tidak dicatat, dapat dianggap tidak pernah melakukan asuhan tersebut. Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus-menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Mengkaji ulang catatan memungkinkan untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan dan dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosa serta membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu dan bayinya. Partograf merupakan bagian terpenting dari proses pencatatan selama persalinan.
Pencatatan rutin adalah penting karena :
Dapat digunakan sebagai alat bantu untuk membuat keputusan klinik dan mengevaluasi apakah asuhan atau perawatan sudah sesuai dan efektif, untuk mengidentifikasi kesenjangan pada asuhan yang diberikan dan untuk membuat perubahan dan peningkatan rencana asuhan atau perawatan.
Dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan dalam proses membuat keputusan klinik, sedangkan sebagai metode keperawatan, informasi ini harus dapat diberikan atau diteruskan kepada tenaga kesehatan lainnya.
Merupakan catatan permanen tentang asuhan, perawatan dan obat yang diberikan.
Dapat dibagikan diantara para penolong kelahiran. Hal ini penting jika memerlukan rujukan dimana lebih dari satu penolong kelahiran memberikan asuhan pada ibu dan bayi baru lahir.
Dapat mempermudah kelangsungan asuhan dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya, dari satu penolong persalinan kepada penolong persalinan lain atau dari seorang penolong persalinan ke fasilitas kesehatan lainnya. Melalui pencatatan rutin, penolong persalinan mendapatkan informasi yang relevan dari setiap ibu atau bayi baru lahir yang diasuhnya.
Dapat digunakan untuk penelitian atau studi kasus.
Diperlukan untuk memberi masukan data statistik sebagai catatan nasional dan daerah, termasuk catatan kematian dan kesakitan ibu / bayi baru lahir.
Aspek-aspek penting dalam pencatatan :
Tanggal dan waktu asuhan tersebut diberikan
Identifikasi penolong persalinan
Paraf atau tandatangan (dari penolong persalinan) pada semua catatan
Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat,dicatat dengan jelas dan dapat dibaca
Ketersediaan sistem penyimpanan catatan atau data pasien
Kerahasiaan dokumen-dokumen medis
Ibu harus diberikan salinan catatan medik (catatan klinik antenatal, dokumen-dokumen rujukan, dll) beserta panduan yang jelas mengenai :
Maksud dari dokumen-dokumen tersebut
Kapan harus dibawa
Kepada siapa harus diberikan
Bagaimana cara penyimpanan yang aman di rrumah atau selama perjalanan ke tempat rujukan.
Rujukan
Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan normal namun sekitar 10-15 % diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan. Sangatlah sulit menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga kesiapan merujuk ibu dan/atau bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika penyulit terjadi. Setiap tenaga penolong / fasilitas pelayanan harus mengetahui lokasi fasilitas tujukan terdekat yang mampu melayani kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir, seperti :
Pembedahan termasuk bedah sesar.
Transfusi darah.
Persalinan menggunakan ekstraksi vakum daan cunam.
Antibiotik IV.
Resusitasi bayi baru lahir dan asuhan lannjutan bagi bayi baru lahir.
Informasi tentang pelayanan yang tersedia di tempat rujukan, ketersediaan pelayanan purna waktu, biaya pelayanan dan waktu serta jarak yang ditempuh ke tempat rujukan merupakan hal penting yang harus diketahui oleh klien dan penolong persalinan. Jika terjadi penyulit, upaya rujukan melalui alur yang tepat dan waktu yang singkat. Jika ibu dan bayi baru lahir mengalami penyulit dan dirujuk ke tempat yang tidak sesuai, mereka akan kehilangan banyak waktu yang berharga dan kesempatan terbaik untuk menyelamatkan jika mereka.
Pada saat kunjungan antenatal, jelaskan bahwa petugas kesehatan, klien dan suami akan selalu berupaya untuk mendapatkan pertolongan terbaik, termasuk kemungkinan rujukan setiap ibu hamil apabila terjadi penyulit. Pada saat terjadi penyulit seringkali tidak cukup waktu untuk membuat rencana rujukan sehingga keterlambatan dalam membuat keputusan dapat membahayakan jiwa klien. Anjurkan ibu untuk membahas rujukan dan membuat rencana rujukan bersama suami dan keluarganya serta tawarkan untuk berbicara dengan suami dan keluarganya untuk menjelaskan antisipasi rencana rujukan.
Masukkan persiapan-persiapan dan informasi berikut ke dalam rencana rujukan :
Siapa yang akan menemani ibu dan bayi barru lahir.
Tempat-tempat rujukan mana yang lebih dissukai ibu dan keluarga. (Jika ada lebih dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan).
Sarana transportasi yang akan digunakan ddan siapa yang akan mengenderainya. Ingat bahwa transportasi harus tersedia segera, baik siang maupun malam.
Orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika transpusi darah diperlukan.
Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan bahan-bahan.
Siapa yang akan tinggal dan menemani anakk-anak yang lain pada saat ibu tidak di rumah.
Kaji ulang tentang keperluan dan tujuan upaya rujukan pada ibu dan keluarganya. Kesempatan ini harus dilakukan selama ibu melakukan kunjungan asuhan antenatal atau pada saat awal persalinan, jika memungkinkan. Jika ibu belum membuat rencana selama kehamilannya, penting untuk mendiskusikan rencana rujukan dengan ibu dan keluarganya pada saat-saat awal persalinan. Jika kemudian timbul masalah pada saat persalinan dan rencana rujukan belum dibicarakan maka seringkali sulit untuk membuat persiapan-persiapan dengan cepat. Rujukan tepat waktu merupakan unggulan asuhan sayang ibu dalam mendukung keselamatan ibu.
Hal-hal yang penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu :
Bidan
Alat
Keluarga
Surat
Obat
Kendaraan
Uang
BidanPastikan bahwa ibu dan/atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompoten dan memiliki kemampuan untuk menatalaksana kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
AlatBawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV, dll) bersama ibu ke tempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan sedang dalam perjalanan.
KeluargaBeritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi dan mengapa ibu dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan keperluan upaya rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan/atau bayi baru lahir ke tempat rujukan.
SuratBerikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu dan/atau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan/atau bayi baru lahir. Lampirkan partograf kemajuan persalinan ibu pada saat rujukan.
ObatBawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan. Obat-obatan mungkin akan diperlukan selama perjalanan.
KendaraanSiapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi yang cukup nyaman. Selain itu pastikan bahwa kondisi kendaraan itu cukup baik untuk mencapai tempat rujukan dalam waktu yang tepat.
UangIngatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan/atau bayi baru lahir tinggal di fasilitas rujukan.
Ditulis pada Maret 14, 2009
Sumber :
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR, Maternal & Neonatal Care, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002
APN 58 LANGKAH
Untuk melakukan asuhan persalinan normal (APN) dirumuskan 58 langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut:
Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.
Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
Memakai celemek plastik.
Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.
Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.
Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.
Melakukan pemeriksaan dalam - pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 - 6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.
Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
Melakukan penilaian selintas :
Apakah bayi menangi kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak aktif ?
Mengeringkan tubuh bayi nulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.
Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva
Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.
Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.
Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Melengkapi partograf.
Ditulis pada Maret 14, 2009
Sumber :
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR, Maternal & Neonatal Care, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002
FISIOLOGI PROSES PERSALINAN NORMAL
PERSALINAN / PARTUS
Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar.
Partus normal / partus biasa
Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi / ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio cesarea.
Beberapa istilah
Gravida : wanita yang sedang hamil
Para : wanita pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable)
In partu : wanita yang sedang berada dalam proses persalinan
SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN
Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang terjadinya kontraksi.
Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses persalinan (DIAGRAM)
PERSALINAN DITENTUKAN OLEH 3 FAKTOR “P” UTAMA
PowerHis (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
Passage
Keadaan jalan lahir
Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor) (++ faktor2 “P” lainnya : psychology, physician, position).
Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung.
PEMBAGIAN FASE / KALA PERSALINAN
Kala 1
Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)Kala 2
Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
Kala 3
Pengeluaran plasenta (kala uri)
Kala 4
Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi
HIS
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut.
Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.
Terjadinya his, akibat :
kerja hormon oksitosin
regangan dinding uterus oleh isi konsepsi 3
rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
His yang baik dan ideal meliputi :
Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi.
Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.
Nyeri persalinan pada waktu his dipengaruhi berbagai faktor :
iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri.
peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang nyeri.
keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).
prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
Pengukuran kontraksi uterus
amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian kedua penurunan agak lambat.
frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit).
satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).
Sifat his pada berbagai fase persalinan Kala 1 awal (fase laten)
Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat. Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir.
Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
Kala 2
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Kala 3
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).
PERSALINAN KALA 1 :
FASE PEMATANGAN / PEMBUKAAN SERVIKS
DIMULAI pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid.
BERAKHIR pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam.
Fase aktif terbagi atas :
fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan kala 1
keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida berbeda dengan pada multipara :
pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan - pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan
pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) - pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar)
periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.
PERSALINAN KALA 2 :
FASE PENGELUARAN BAYI
DIMULAI pada saat pembukaan serviks telah lengkap.
BERAKHIR pada saat bayi telah lahir lengkap.
His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat. Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2
Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala:
Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
PERSALINAN KALA 3 :
FASE PENGELUARAN PLASENTA
DIMULAI pada saat bayi telah lahir lengkap.
BERAKHIR dengan lahirnya plasenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat.
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir. (jika lepasnya plasenta terjadi sebelum bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentae - keadaan gawat darurat obstetrik).
KALA 4 :
OBSERVASI PASCAPERSALINAN
Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.
7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :
kontraksi uterus harus baik,
tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap.
kandung kencing harus kosong,
luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
resume keadaan umum bayi, dan
resume keadaan umum ibu.
Sumber :
Fisiologi Proses Persalinan Normal
Kuliah Obstetri Ginekologi
dr. Nugroho Kampono / dr. H. Endy M. Moegni
Tanda Permulaan Persalinan
Lightening adalah penurunan kepala janin ke PAP
Fundus uteri turun
Sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
Sakit pada bagian perut dan pinggang karena kontraksi Braxton Hicks
Serbik menjadi lembek, sekresi meningkat
(Straight, Barbara R. 2005, Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir, Hal. 164)
PENDAHULUAN
Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, yaitu :
Perdarahan pasca persalinan
Eklampsia
Sepsis
Keguguran
Hipotermia
Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu:
Hipotermia
Asfiksia
Fokus asuhan kesehatan ibu selama 2 dasawarsa terakhir, yaitu :
Keluarga berencana
Asuhan antenatal terfokus
Asuhan pasca keguguran
Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi
Penatalaksanaan komplikasi
Asuhan antenatal terfokus bertujuan :
Mempersiapkan kelahiran
Mengetahui tanda-tanda bahaya
Memastikan kesiapan menghadapi komplikasi kehamilan
Fokus utama asuhan persalinan normal telah mengalami pergeseran paradigma. Dulu fokus utamanya adalah menunggu dan menangani komplikasi namun sekarang fokus utamanya adalah mencegah terjadinya komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir sehingga akan mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir.
Contoh pergeseran paradigma asuhan persalinan normal, yaitu :
Mencegah perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atoni uteri.
Menjadikan laserasi / episiotomi sebagai tindakan tidak rutin.
Mencegah terjadinya retensio plasenta.
Mencegah partus lama.
Mencegah asfiksia bayi baru lahir.
Upaya preventif terhadap perdarahan pasca persalinan berupa :
Manipulasi seminimal mungkin.
Penatalaksanaan aktif kala III.
Mengamati dan melihat kontraksi uterus pasca persalinan.
Pencegahan retensio plasenta dengan cara mempercepat proses separasi dan melahirkan plasenta dengan memberikan uterotonika segera setelah bayi lahir dan melakukan penegangan tali pusat terkendali. Upaya ini disebut juga penatalaksanaan aktif kala III.
Upaya mencegah partus lama berupa :
Menggunakan partograf untuk memantau kondisi ibu dan janinnya serta kemajuan proses persalinan.
Mengharapkan dukungan suami dan kerabat ibu.
Upaya mencegah asfiksia bayi baru lahir secara berurutan, yaitu :
Membersihkan mulut dan jalan napas sesaat setelah ekspulsi kepala.
Menghisap lendir secara benar.
Segera mengeringkan dan menghangatkan tubuh bayi.
Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal
Praktek-praktek pencegahan pada asuhan persalinan normal meliputi :
Mencegah infeksi secara konsisten dan sistematis.
Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan dan setelah bayi lahir, termasuk penggunaan partograf.
Memberikan asuhan sayang ibu secara rutin selama persalinan, pasca persalinan dan nifas.
Menyiapkan rujukan ibu bersalin atau bayinya.
Menghindari tindakan-tindakan berlebihan atau berbahaya.
Penatalaksanaan aktif kala III secara rutin.
Mengasuh bayi baru lahir.
Memberikan asuhan dan pemantauan ibu dan bayinya.
Mengajarkan ibu dan keluarganya untuk mengenali secara dini bahaya yang mungkin terjadi selama masa nifas pada ibu dan bayinya.
Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan.
\
ADA 5 DASAR ASUHAN PERSALINAN YANG BERSIH DAN AMAN, yaitu :
Membuat keputusan klinik
Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
Pencegahan infeksi
Pencatatan (rekam medis)
Rujukan
Membuat Keputusan Klinik Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk merencanakan arahan bagi ibu dan bayi baru lahir.
Ada 4 langkah proses pengambilan keputusan klinik, yaitu :
Pengumpulan data
Data subjektif
Data objektif
Diagnosis
Penatalaksanaan asuhan atau perawatan
Membuat rencana
Melaksanakan rencana
Evaluasi
Pengumpulan Data
Penolong persalinan mengumpulkan data subjektif dan data objektif dari klien. Data subjektif adalah informasi yang diceritakan ibu tentang apa yang dirasakan, apa yang sedang dialami dan apa yang telah dialami, termasuk informasi tambahan dari anggota keluarga tentang status ibu. Data objektif adalah informasi yang dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan / pengantar terhadap ibu atau bayi baru lahir.
Cara mengumpulkan data, yaitu :
Berbicara dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang kondisi ibu dan riwayat perjalanan penyakit.
Mengamati tingkah laku ibu apakah terlihat sehat atau sakit, nyaman atau terganggu (kesakitan).
Melakukan pemeriksaan fisik.
Melakukan pemeriksaan tambahan lainnya bila perlu, misalnya pemeriksaan laboratorium.
DiagnosisMembuat diagnosa secara tepat dan cepat setelah data dikumpulkan dan dianalisa. Pencarian dan pengumpulan data untuk diagnosis merupakan proses sirkuler (melingkar) yang berlangsung secara terus-menerus bukan proses linier (berada pada satu garis lurus).
Diagnosis terdiri atas diagnosis kerja dan diagnosis defenitif. Diagnosis kerja diuji dan dipertegas atau dikaji ulang berdasarkan pengamatan dan temuan yang diperoleh secara terus-menerus. Setelah dihasilkan diagnosis defenitif barulah bidan dapat merencanakan penataksanaan kasus secara tepat.
Untuk membuat diagnosa :
Pastikan bahwa data-data yang ada dapat mendukung diagnosa.
Mengantisipasi masalah atau penyulit yang mungkin terjadi setelah diagnosis defenitif dibuat. Memperhatikan kemungkinan sejumlah diagnosa banding atau diagnosa ganda.
Penatalaksanaan Asuhan atau Perawatan
Rencana penatalaksanaan asuhan dan perawatan disusun setelah data terkumpul dan diagnosis defenitif ditegakkan. Setelah membuat rencana asuhan, laksanakan rencana tersebut tepat waktu dan mengacu pada keselamatan klien.
Pilihan intervensi efektif dipengaruhi oleh
Bukti-bukti klinik
Keinginan dan kepercayaan ibu
Tempat dan waktu asuhan
Perlengkapan, bahan dan obat-obatan yang tersedia
Biaya yang diperlukan
Tingkat keterampilan dan pengalaman penolong persalinan
Akses , transportasi, dan jarak ke tempat rujukan
Sistem dan sumber daya yang mendukung ibu (suami, anggota keluarga, sahabat).
Evaluasi
Penatalaksanaan yang telah dikerjakan harus dievaluasi untuk menilai tingkat efektivitasnya. Tentukan apakah perlu dikaji ulang atau diteruskan sesuai dengan kebutuhan saat itu atau kemajuan pengobatan.
Jadi proses pengumpulan data, membuat diagnosa, penatalaksanaan intervensi atau tindakan dan evaluasi merupakan proses sirkuler (melingkar) yang saling berhubungan.
Asuhan Sayang Ibu dan Bayi
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Perhatian dan dukungan kepada ibu selama proses persalinan akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik. Juga mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, cunam dan seksio sesar) dan persalinan akan berlangsung lebih cepat.
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :
Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukannya sesuai martabatnya.
Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum memulai asuhan tersebut.
Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.
Mengajurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau kuatir.
Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.
Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menenteramkan perasaan ibu beserta anggota keluarga yang lain.
Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya dan/atau anggota keluarga yang lain selama persalinan dan kelahiran bayinya.
Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.
Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten.
Menghargai privasi ibu.
Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi.
Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia menginginkannya.
Menghargai dan membolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak memberi pengaruh yang merugikan.
Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan (episiotomi, pencukuran, dan klisma).
Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.
Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi.
Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu).
Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, bahan-bahan, perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi.
Asuhan sayang ibu pada masa post partum :
Menganjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat gabung).
Membantu ibu untuk mulai membiasakan menyusui dan menganjurkan pemberian ASI sesuai permintaan.
Mengajarkan ibu dan keluarganya mengenai nutrisi dan istirahat yang cukup setelah melahirkan.
Menganjurkan suami dan anggota keluarganya untuk memeluk bayi dan mensyukuri kelahiran bayinya.
Mengajarkan ibu dang anggota-anggota keluarganya tentang bahaya dan tanda-tanda bahaya yang dapat diamati dan anjurkan mereka untuk mencari pertolongan jika terdapat masalah atau kekhawatiran.
Pencatatan Rekam Medik
Catat semua asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan/atau bayinya. Jika asuhan tidak dicatat, dapat dianggap tidak pernah melakukan asuhan tersebut. Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus-menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Mengkaji ulang catatan memungkinkan untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan dan dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosa serta membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu dan bayinya. Partograf merupakan bagian terpenting dari proses pencatatan selama persalinan.
Pencatatan rutin adalah penting karena :
Dapat digunakan sebagai alat bantu untuk membuat keputusan klinik dan mengevaluasi apakah asuhan atau perawatan sudah sesuai dan efektif, untuk mengidentifikasi kesenjangan pada asuhan yang diberikan dan untuk membuat perubahan dan peningkatan rencana asuhan atau perawatan.
Dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan dalam proses membuat keputusan klinik, sedangkan sebagai metode keperawatan, informasi ini harus dapat diberikan atau diteruskan kepada tenaga kesehatan lainnya.
Merupakan catatan permanen tentang asuhan, perawatan dan obat yang diberikan.
Dapat dibagikan diantara para penolong kelahiran. Hal ini penting jika memerlukan rujukan dimana lebih dari satu penolong kelahiran memberikan asuhan pada ibu dan bayi baru lahir.
Dapat mempermudah kelangsungan asuhan dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya, dari satu penolong persalinan kepada penolong persalinan lain atau dari seorang penolong persalinan ke fasilitas kesehatan lainnya. Melalui pencatatan rutin, penolong persalinan mendapatkan informasi yang relevan dari setiap ibu atau bayi baru lahir yang diasuhnya.
Dapat digunakan untuk penelitian atau studi kasus.
Diperlukan untuk memberi masukan data statistik sebagai catatan nasional dan daerah, termasuk catatan kematian dan kesakitan ibu / bayi baru lahir.
Aspek-aspek penting dalam pencatatan :
Tanggal dan waktu asuhan tersebut diberikan
Identifikasi penolong persalinan
Paraf atau tandatangan (dari penolong persalinan) pada semua catatan
Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat,dicatat dengan jelas dan dapat dibaca
Ketersediaan sistem penyimpanan catatan atau data pasien
Kerahasiaan dokumen-dokumen medis
Ibu harus diberikan salinan catatan medik (catatan klinik antenatal, dokumen-dokumen rujukan, dll) beserta panduan yang jelas mengenai :
Maksud dari dokumen-dokumen tersebut
Kapan harus dibawa
Kepada siapa harus diberikan
Bagaimana cara penyimpanan yang aman di rrumah atau selama perjalanan ke tempat rujukan.
Rujukan
Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan normal namun sekitar 10-15 % diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan. Sangatlah sulit menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga kesiapan merujuk ibu dan/atau bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika penyulit terjadi. Setiap tenaga penolong / fasilitas pelayanan harus mengetahui lokasi fasilitas tujukan terdekat yang mampu melayani kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir, seperti :
Pembedahan termasuk bedah sesar.
Transfusi darah.
Persalinan menggunakan ekstraksi vakum daan cunam.
Antibiotik IV.
Resusitasi bayi baru lahir dan asuhan lannjutan bagi bayi baru lahir.
Informasi tentang pelayanan yang tersedia di tempat rujukan, ketersediaan pelayanan purna waktu, biaya pelayanan dan waktu serta jarak yang ditempuh ke tempat rujukan merupakan hal penting yang harus diketahui oleh klien dan penolong persalinan. Jika terjadi penyulit, upaya rujukan melalui alur yang tepat dan waktu yang singkat. Jika ibu dan bayi baru lahir mengalami penyulit dan dirujuk ke tempat yang tidak sesuai, mereka akan kehilangan banyak waktu yang berharga dan kesempatan terbaik untuk menyelamatkan jika mereka.
Pada saat kunjungan antenatal, jelaskan bahwa petugas kesehatan, klien dan suami akan selalu berupaya untuk mendapatkan pertolongan terbaik, termasuk kemungkinan rujukan setiap ibu hamil apabila terjadi penyulit. Pada saat terjadi penyulit seringkali tidak cukup waktu untuk membuat rencana rujukan sehingga keterlambatan dalam membuat keputusan dapat membahayakan jiwa klien. Anjurkan ibu untuk membahas rujukan dan membuat rencana rujukan bersama suami dan keluarganya serta tawarkan untuk berbicara dengan suami dan keluarganya untuk menjelaskan antisipasi rencana rujukan.
Masukkan persiapan-persiapan dan informasi berikut ke dalam rencana rujukan :
Siapa yang akan menemani ibu dan bayi barru lahir.
Tempat-tempat rujukan mana yang lebih dissukai ibu dan keluarga. (Jika ada lebih dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan).
Sarana transportasi yang akan digunakan ddan siapa yang akan mengenderainya. Ingat bahwa transportasi harus tersedia segera, baik siang maupun malam.
Orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika transpusi darah diperlukan.
Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan bahan-bahan.
Siapa yang akan tinggal dan menemani anakk-anak yang lain pada saat ibu tidak di rumah.
Kaji ulang tentang keperluan dan tujuan upaya rujukan pada ibu dan keluarganya. Kesempatan ini harus dilakukan selama ibu melakukan kunjungan asuhan antenatal atau pada saat awal persalinan, jika memungkinkan. Jika ibu belum membuat rencana selama kehamilannya, penting untuk mendiskusikan rencana rujukan dengan ibu dan keluarganya pada saat-saat awal persalinan. Jika kemudian timbul masalah pada saat persalinan dan rencana rujukan belum dibicarakan maka seringkali sulit untuk membuat persiapan-persiapan dengan cepat. Rujukan tepat waktu merupakan unggulan asuhan sayang ibu dalam mendukung keselamatan ibu.
Hal-hal yang penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu :
Bidan
Alat
Keluarga
Surat
Obat
Kendaraan
Uang
BidanPastikan bahwa ibu dan/atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompoten dan memiliki kemampuan untuk menatalaksana kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
AlatBawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV, dll) bersama ibu ke tempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan sedang dalam perjalanan.
KeluargaBeritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi dan mengapa ibu dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan keperluan upaya rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan/atau bayi baru lahir ke tempat rujukan.
SuratBerikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu dan/atau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan/atau bayi baru lahir. Lampirkan partograf kemajuan persalinan ibu pada saat rujukan.
ObatBawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan. Obat-obatan mungkin akan diperlukan selama perjalanan.
KendaraanSiapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi yang cukup nyaman. Selain itu pastikan bahwa kondisi kendaraan itu cukup baik untuk mencapai tempat rujukan dalam waktu yang tepat.
UangIngatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan/atau bayi baru lahir tinggal di fasilitas rujukan.
Ditulis pada Maret 14, 2009
Sumber :
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR, Maternal & Neonatal Care, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002
APN 58 LANGKAH
Untuk melakukan asuhan persalinan normal (APN) dirumuskan 58 langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut:
Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.
Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
Memakai celemek plastik.
Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.
Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.
Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.
Melakukan pemeriksaan dalam - pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 - 6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.
Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
Melakukan penilaian selintas :
Apakah bayi menangi kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak aktif ?
Mengeringkan tubuh bayi nulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.
Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva
Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.
Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.
Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Melengkapi partograf.
Ditulis pada Maret 14, 2009
Sumber :
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR, Maternal & Neonatal Care, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002
FISIOLOGI PROSES PERSALINAN NORMAL
PERSALINAN / PARTUS
Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar.
Partus normal / partus biasa
Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi / ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio cesarea.
Beberapa istilah
Gravida : wanita yang sedang hamil
Para : wanita pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable)
In partu : wanita yang sedang berada dalam proses persalinan
SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN
Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang terjadinya kontraksi.
Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses persalinan (DIAGRAM)
PERSALINAN DITENTUKAN OLEH 3 FAKTOR “P” UTAMA
PowerHis (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
Passage
Keadaan jalan lahir
Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor) (++ faktor2 “P” lainnya : psychology, physician, position).
Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung.
PEMBAGIAN FASE / KALA PERSALINAN
Kala 1
Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)Kala 2
Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
Kala 3
Pengeluaran plasenta (kala uri)
Kala 4
Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi
HIS
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut.
Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.
Terjadinya his, akibat :
kerja hormon oksitosin
regangan dinding uterus oleh isi konsepsi 3
rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
His yang baik dan ideal meliputi :
Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi.
Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.
Nyeri persalinan pada waktu his dipengaruhi berbagai faktor :
iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri.
peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang nyeri.
keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).
prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
Pengukuran kontraksi uterus
amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian kedua penurunan agak lambat.
frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit).
satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).
Sifat his pada berbagai fase persalinan Kala 1 awal (fase laten)
Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat. Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir.
Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
Kala 2
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Kala 3
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).
PERSALINAN KALA 1 :
FASE PEMATANGAN / PEMBUKAAN SERVIKS
DIMULAI pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid.
BERAKHIR pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam.
Fase aktif terbagi atas :
fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan kala 1
keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida berbeda dengan pada multipara :
pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan - pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan
pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) - pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar)
periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.
PERSALINAN KALA 2 :
FASE PENGELUARAN BAYI
DIMULAI pada saat pembukaan serviks telah lengkap.
BERAKHIR pada saat bayi telah lahir lengkap.
His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat. Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2
Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala:
Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
PERSALINAN KALA 3 :
FASE PENGELUARAN PLASENTA
DIMULAI pada saat bayi telah lahir lengkap.
BERAKHIR dengan lahirnya plasenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat.
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir. (jika lepasnya plasenta terjadi sebelum bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentae - keadaan gawat darurat obstetrik).
KALA 4 :
OBSERVASI PASCAPERSALINAN
Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.
7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :
kontraksi uterus harus baik,
tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap.
kandung kencing harus kosong,
luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
resume keadaan umum bayi, dan
resume keadaan umum ibu.
Sumber :
Fisiologi Proses Persalinan Normal
Kuliah Obstetri Ginekologi
dr. Nugroho Kampono / dr. H. Endy M. Moegni
Tanda Permulaan Persalinan
Lightening adalah penurunan kepala janin ke PAP
Fundus uteri turun
Sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
Sakit pada bagian perut dan pinggang karena kontraksi Braxton Hicks
Serbik menjadi lembek, sekresi meningkat
(Straight, Barbara R. 2005, Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir, Hal. 164)
Gisma adalah nama saya, nama lengkap saya Gisma Wandira yang berarti suku bugis orang makasar wanita mandiri dan merakyat.
makalah penyusunan KTI bab V hasil dan pembahasan
PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
BAB V (HASIL DAN PEMBAHASAN)
Untuk memenuhi tugas Mata kuliah Metode Penelitian
Tahun Akademik 2013/2014
Dosen Pembimbing :Koekoeh Harjito, S.Kep.Ns, M.Kes
Semester V-B
Disusun oleh :Gisma Wandira (1102200106)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANANPRODI KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Disadari betapa rumitnya memahami dan mengerti, apalagi mengaplikasikan metode penelitian ilmiah lebih terasa dan terlihat pada peneliti yang melakukan penelitian untuk karya tulis mereka. Banyak buku-buku mengenai metode penelitian yang ditulis dalam bahasa Indonesia maupun bahasa inggris, namun terasa sulit untuk memahami danmengerti secara utuh dan menyeluruh karena memerlukan pengetahuan secara menyeluruh dari awal perencanaan hingga menyusun laporan akhir hasil penelitian tersebut. Dalam melakukan penelitian seseorang akan mengerti apabila disamping mengetahui teori dan konsep penelitian telah mencoba dan melakukan penelitian tersebut dengan awal hingga akhir dari suatu penelitian. Jika baru ikut sepotong-potong seperti mengumpulkan data, menganalisa, menyusun laporan dan sebagian lainnya belum akan mampu mengaplikasikan penelitian secara utuh.
Setelah melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti tentunya akan menuliskan hasil penelitiannya. Sebelum penulisan dimulai, seorang peneliti harusnya mengerti terlebih dahulu tentang bagaimana cara penulisan karya tulis ilmiah yang baik dan bernar. Untuk itu makalah ini dibuat dalam rangka pemahaman tentang bagaimana cara penyusunan karya tulis ilmiah yang sesuai dengan pedoman dan prosedur penulisan karya tulis ilmiah. Dengan harapan tercapainya suatu karya tulis ilmiah yang memuaskan.
1.2 RumusanMasalah
1.2.1 Bagaimana cara penulisan hasil penelitian?
1.2.2 Bagaimana cara penyajian data penelitian?
1.2.3 Bagaimana cara pembahasan hasil penelitian?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui cara penulisan hasil penelitian.
1.3.2 Untuk mengetahui cara penyajian data penelitian.
1.3.3 Untuk mengetahui cara pembahasan hasil penelitian.
II
PEMBAHASAN
2. 1. HASIL
Bagian ini merupakan inti sebuah laporan penelitian. Pada bagian ini pembaca akan dapat mengikuti dua hal pokok dari sebuah laporan hasil penelitian.
Gambaran umum penelitian yang telah dilaksanakan tanpa perlu mengulangi apa yang sudah di tulis di bagian materi dan cara kerja
Sajian data hasil penelitian. Gunakan tabel atau grafik untuk menyajikan data hasil penelitian
Karena bagian ini amat penting, apa yang disajikan di bagian ini akan merupakan sumbangan penelitian untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan. Di bagian sebelumnya ( Pendahuluan, Materi dan Metode ) penelitian menjelaskan tentang mengapa dan bagaimana hasil ini ditemukan, sedangkan di bagian selanjutnya (pembahasan) dijelaskan apa makna dari data yang telah disajikan di bagian ini. Jelaskan, keseluruhan makalah akan mengacu ke bagian ini. Oleh karena itu, “ bagian hasil” harus disajikan secara padat dan jelas.
Penulisan hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk tabel atau diagram. Pada penulisan hasil tidak diperkenankan untuk memberikan tanggapan, bagian ini hanya menyampaikan hasil data yang meliputi : data karakteristik umum responden dan data khusus yang menyangkut hal-hal yang diteliti.
Hasil bisa disajikan dalam bentuk tekstular, table, grafik atau gambar atau gabungan antara teks dan table, grafik atau gambar. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan bagi penelitian yang sifatnya analitik dilanjutkan dengan uji statistik yang sesuai.
2.2 PENYAJIAN DATA PENELITIAN
Cara penyajian data penelitian dilakukan melalui berbagai bentuk. Pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga yakni penyajian dalam bentuk teks (textular), penyajian dalam bentuk table, dan penyajian dalam bentuk grafik. Secara umum penggunaan ketiga bentuk penyajian ini berbeda. Penyajian secara textural biasanya digunakan untuk data yang sudah diklasifikasikan dan di tabulasi. Tetapi apabila data akan diperlihatkan atau dibandingkan secara kuantitatif maka lebih baik disajikan dalam bentuk grafik. Meskipun demikian pada praktiknya ketiga bentuk penyajian ini dipakai secara bersama – sama karena memang saling melengkapi.
Penyajian secara textular adalah penyajian data hasil penelitian dalam bentuk uraian kalimat. Misalnya : penyebaran penyakit malaria di daerah pedesaan pantai lebih tinggi bila dibandingkan dengan penduduk pedesaan pedalaman. Penyajian data dalam bentuk table adalah suatu bentuk bentuk penyajian yang sistematik daripada data numeric, yang tersusun dalam kolom atau jajaran. Sedangkan penyajian dalam bentuk grafik adalah suatu penyajian secara fisual. Penyajian hasil penelitian kuantitatif yang sering menggunakan bentuk table atau grafik.
Penyajian Dalam Bentuk Table
Berdasarkan penggunaannya table dalam statistic dibedakan menjadi dua yakni table umum dan table khusus. Table umum digunakan untuk tujuan umum, dan table khusus untuk tujuan tujuan khusus.
a. Table Umum
Yang dimaksud dengan table umum disini adalah suatu table yang berisi seluruh data atau variable hasil penelitian, oleh sebab itu sering juga disebut table induk. Pentingnya table ini adalah:
Menyajikan data aslinya, sehingga dapat dipakai untuk rujukan table khusus
Menjadi sumber keterangan untuk data asli
Sebagai penyusun table khusus
Karena itu table umum ini mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
Berisi keterangan beranekaragam tentang subyek yang sama atau berisi semua variable yang diteliti (data yang dikumpulkan)
Untuk data kuantitatif berisi angka absolut (bukan persentasae)
Berisi keterangan yang mudah dipakai untuk rujukan
Data yang dimasukkan masih mentah dan apabila data angka adalah nilai asli dan belum dibulatkan.
Pada saat ini dengan adanya komputerisasi pengolahan dan analisis data maka table umum ini jarang bahkan hamper sudah tidak digunakan lagi. Namun untuk penelitian dalam skala kecil dimana sarana untuk komputerisasi belum ada penggunaan table induk ini masih diperlukan.
b. Table Khusus
Table khusus merupakan penjabaran atau bagian dari table umum. Ciri utama dari table khusus adalah angka – angka dapat dibulatkan dan hanya berisi beberapa variasi saja. Gunanya table khusus ini antara lain untuk menggambarkan penyebaran atau distribusi suatu variable dan juga adanya hubungan atau asosiasi khusus dan menyajikan data yang terpilih dalam bentuk sederhana.
Penyajian Data Dalam Bentuk Grafis
Penyajian data secara fisual dilakukan melalui bentuk grafik, gambaratau diagram. Modifikasi bentuk penyajian data dengan grafik ini beranekaragam, antara lain :
Grafik atau diagram garis atau kurva
Diagram bar atau diagram balok
Diagram area atau diagram ranah
Pictogram
Histogram dan frekuensi polygon.
Ketentuan umum untuk membuat grafik atau gambar data antara lain :
judul grafik, diagram gambar atau skema harus jelas dan tepat. Judul terletak di atas gambar atau grafik dan menggambarkan ciri data, tempat dan tahun data tersebut diperoleh.
garis horizontal, garis horizontal maupun garis ventrikal sebagai koordinat harus diatas agar garis kurva tampak jelas.
Skala pada grafik atau gambar harus ada catatan tentang satuan yang dipakai misalnya tahun, hari, kilogram dan sebagainya.
Apabila data dari grafik atau gambar tersebut diambil dari sumber lain (bukan hasil penelitian sendiri) maka sumber data harus ditulis dibawah kiri grafik atau gambar tersebut.
2. 3. PEMBAHASAN
Materi yang disajikan di bagian ini tidak mudah untuk diberikan batasan. Oleh karena itu, bagian ini paling sukar dibuat. Banyak makalah hasil penelitian ditolak oleh editor karena kegagalan penulis mengembangkan bagian ini meskipun hasil penelitiannya valid dan menarik. Penolakan oleh editor juga sering terjadi karena penulis salah menginterpretasikan makna data hasil penelitian. Para penulis sering menulis bagian pembahasan terlalu panjang dengan kalimat-kalimat yang sukar dimengerti.
Bagian pembahasan ini bertujuan untuk menunjukkan kepada pembaca makna tentang fakta-fakta yang merupakan hasil sebuah penelitian.
Materi pembahasan akan mempunyai nilai ilmiah jika bagian ini :
Mengandung penjelasan prinsip, hubungan dengan generalisasi hasil penelitian. Materi pokok bahasan tidak dapat dikembangkan hanya dengan merekapitulasi data hasil penelitian.
Menunjukkan pengecualian atau hasil yang tidak berhubungan atau ada hal-hal yang belum terselesaikan ( keterbatasan studi )
Menunjukkan bagaimana hasil penelitian ini sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian yang sudah dipublikasikan sebelumnya.
Membahas implikasi teoritis ataupun aplikasi praktis data temuan hasil penelitian.
Memberikan penjelasan tentang kesimpulan penelitian
Memberikan penjelasan secra ringkas setiap kesimpulan yang akan dibuat.
Pada bagian ini, peneliti mengemukakan dan menganalisis makna penemuan penelitian yang telah dinyatakan sebelumnya dalam hasil dan menghubungkannya dengan pertanyaan penelitian atau hipotesis. Setiap pernyataan harus jelas dan didukung oleh kepustakaan atau teori yang mendukung.
Pembahasan ditulis dan diuraikan setelah memaparkan hasil penelitian. Hasil dan pembahasan diawali dari variabel penelitian yang sesuai dengan kerangka konsep yang dibuat. Pembahasan bukan pengulangan hasil, tetapi membahas hasil. Pembahasan dilakukan secara internal (hubungan beberapa data/variabel) dan eksternal hubungan hasil penelitian dengan penelitian lain serta mengikuti teori yang ada dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan kelanjutan dari Proposal KTI. Isinya sama dengan proposal, namun ditulis setelah melakukan penelitian, sehingga ditambahkan kata pengantar, persembahan, biodata penulis, halaman pengesahan, abstrak, bab baru pada bagian isi yang terdiri dari bab hasil, bab pembahasan dan bab penutup, simpulan dan saran.
Hasil bisa disajikan dalam bentuk tekstular, table, grafik atau gambar atau gabungan antara teks dan table, grafik atau gambar. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan bagi penelitian yang sifatnya analitik dilanjutkan dengan uji statistik yang sesuai.
Pembahasan ditulis dan diuraikan setelah memaparkan hasil penelitian. Hasil dan pembahasan diawali dari variabel penelitian yang sesuai dengan kerangka konsep yang dibuat. Pembahasan bukan pengulangan hasil, tetapi membahas hasil. Pembahasan dilakukan secara internal (hubungan beberapa data/variabel) dan eksternal hubungan hasil penelitian dengan penelitian lain serta mengikuti teori yang ada dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
BAB V (HASIL DAN PEMBAHASAN)
Untuk memenuhi tugas Mata kuliah Metode Penelitian
Tahun Akademik 2013/2014
Dosen Pembimbing :Koekoeh Harjito, S.Kep.Ns, M.Kes
Semester V-B
Disusun oleh :Gisma Wandira (1102200106)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANANPRODI KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Disadari betapa rumitnya memahami dan mengerti, apalagi mengaplikasikan metode penelitian ilmiah lebih terasa dan terlihat pada peneliti yang melakukan penelitian untuk karya tulis mereka. Banyak buku-buku mengenai metode penelitian yang ditulis dalam bahasa Indonesia maupun bahasa inggris, namun terasa sulit untuk memahami danmengerti secara utuh dan menyeluruh karena memerlukan pengetahuan secara menyeluruh dari awal perencanaan hingga menyusun laporan akhir hasil penelitian tersebut. Dalam melakukan penelitian seseorang akan mengerti apabila disamping mengetahui teori dan konsep penelitian telah mencoba dan melakukan penelitian tersebut dengan awal hingga akhir dari suatu penelitian. Jika baru ikut sepotong-potong seperti mengumpulkan data, menganalisa, menyusun laporan dan sebagian lainnya belum akan mampu mengaplikasikan penelitian secara utuh.
Setelah melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti tentunya akan menuliskan hasil penelitiannya. Sebelum penulisan dimulai, seorang peneliti harusnya mengerti terlebih dahulu tentang bagaimana cara penulisan karya tulis ilmiah yang baik dan bernar. Untuk itu makalah ini dibuat dalam rangka pemahaman tentang bagaimana cara penyusunan karya tulis ilmiah yang sesuai dengan pedoman dan prosedur penulisan karya tulis ilmiah. Dengan harapan tercapainya suatu karya tulis ilmiah yang memuaskan.
1.2 RumusanMasalah
1.2.1 Bagaimana cara penulisan hasil penelitian?
1.2.2 Bagaimana cara penyajian data penelitian?
1.2.3 Bagaimana cara pembahasan hasil penelitian?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui cara penulisan hasil penelitian.
1.3.2 Untuk mengetahui cara penyajian data penelitian.
1.3.3 Untuk mengetahui cara pembahasan hasil penelitian.
II
PEMBAHASAN
2. 1. HASIL
Bagian ini merupakan inti sebuah laporan penelitian. Pada bagian ini pembaca akan dapat mengikuti dua hal pokok dari sebuah laporan hasil penelitian.
Gambaran umum penelitian yang telah dilaksanakan tanpa perlu mengulangi apa yang sudah di tulis di bagian materi dan cara kerja
Sajian data hasil penelitian. Gunakan tabel atau grafik untuk menyajikan data hasil penelitian
Karena bagian ini amat penting, apa yang disajikan di bagian ini akan merupakan sumbangan penelitian untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan. Di bagian sebelumnya ( Pendahuluan, Materi dan Metode ) penelitian menjelaskan tentang mengapa dan bagaimana hasil ini ditemukan, sedangkan di bagian selanjutnya (pembahasan) dijelaskan apa makna dari data yang telah disajikan di bagian ini. Jelaskan, keseluruhan makalah akan mengacu ke bagian ini. Oleh karena itu, “ bagian hasil” harus disajikan secara padat dan jelas.
Penulisan hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk tabel atau diagram. Pada penulisan hasil tidak diperkenankan untuk memberikan tanggapan, bagian ini hanya menyampaikan hasil data yang meliputi : data karakteristik umum responden dan data khusus yang menyangkut hal-hal yang diteliti.
Hasil bisa disajikan dalam bentuk tekstular, table, grafik atau gambar atau gabungan antara teks dan table, grafik atau gambar. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan bagi penelitian yang sifatnya analitik dilanjutkan dengan uji statistik yang sesuai.
2.2 PENYAJIAN DATA PENELITIAN
Cara penyajian data penelitian dilakukan melalui berbagai bentuk. Pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga yakni penyajian dalam bentuk teks (textular), penyajian dalam bentuk table, dan penyajian dalam bentuk grafik. Secara umum penggunaan ketiga bentuk penyajian ini berbeda. Penyajian secara textural biasanya digunakan untuk data yang sudah diklasifikasikan dan di tabulasi. Tetapi apabila data akan diperlihatkan atau dibandingkan secara kuantitatif maka lebih baik disajikan dalam bentuk grafik. Meskipun demikian pada praktiknya ketiga bentuk penyajian ini dipakai secara bersama – sama karena memang saling melengkapi.
Penyajian secara textular adalah penyajian data hasil penelitian dalam bentuk uraian kalimat. Misalnya : penyebaran penyakit malaria di daerah pedesaan pantai lebih tinggi bila dibandingkan dengan penduduk pedesaan pedalaman. Penyajian data dalam bentuk table adalah suatu bentuk bentuk penyajian yang sistematik daripada data numeric, yang tersusun dalam kolom atau jajaran. Sedangkan penyajian dalam bentuk grafik adalah suatu penyajian secara fisual. Penyajian hasil penelitian kuantitatif yang sering menggunakan bentuk table atau grafik.
Penyajian Dalam Bentuk Table
Berdasarkan penggunaannya table dalam statistic dibedakan menjadi dua yakni table umum dan table khusus. Table umum digunakan untuk tujuan umum, dan table khusus untuk tujuan tujuan khusus.
a. Table Umum
Yang dimaksud dengan table umum disini adalah suatu table yang berisi seluruh data atau variable hasil penelitian, oleh sebab itu sering juga disebut table induk. Pentingnya table ini adalah:
Menyajikan data aslinya, sehingga dapat dipakai untuk rujukan table khusus
Menjadi sumber keterangan untuk data asli
Sebagai penyusun table khusus
Karena itu table umum ini mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
Berisi keterangan beranekaragam tentang subyek yang sama atau berisi semua variable yang diteliti (data yang dikumpulkan)
Untuk data kuantitatif berisi angka absolut (bukan persentasae)
Berisi keterangan yang mudah dipakai untuk rujukan
Data yang dimasukkan masih mentah dan apabila data angka adalah nilai asli dan belum dibulatkan.
Pada saat ini dengan adanya komputerisasi pengolahan dan analisis data maka table umum ini jarang bahkan hamper sudah tidak digunakan lagi. Namun untuk penelitian dalam skala kecil dimana sarana untuk komputerisasi belum ada penggunaan table induk ini masih diperlukan.
b. Table Khusus
Table khusus merupakan penjabaran atau bagian dari table umum. Ciri utama dari table khusus adalah angka – angka dapat dibulatkan dan hanya berisi beberapa variasi saja. Gunanya table khusus ini antara lain untuk menggambarkan penyebaran atau distribusi suatu variable dan juga adanya hubungan atau asosiasi khusus dan menyajikan data yang terpilih dalam bentuk sederhana.
Penyajian Data Dalam Bentuk Grafis
Penyajian data secara fisual dilakukan melalui bentuk grafik, gambaratau diagram. Modifikasi bentuk penyajian data dengan grafik ini beranekaragam, antara lain :
Grafik atau diagram garis atau kurva
Diagram bar atau diagram balok
Diagram area atau diagram ranah
Pictogram
Histogram dan frekuensi polygon.
Ketentuan umum untuk membuat grafik atau gambar data antara lain :
judul grafik, diagram gambar atau skema harus jelas dan tepat. Judul terletak di atas gambar atau grafik dan menggambarkan ciri data, tempat dan tahun data tersebut diperoleh.
garis horizontal, garis horizontal maupun garis ventrikal sebagai koordinat harus diatas agar garis kurva tampak jelas.
Skala pada grafik atau gambar harus ada catatan tentang satuan yang dipakai misalnya tahun, hari, kilogram dan sebagainya.
Apabila data dari grafik atau gambar tersebut diambil dari sumber lain (bukan hasil penelitian sendiri) maka sumber data harus ditulis dibawah kiri grafik atau gambar tersebut.
2. 3. PEMBAHASAN
Materi yang disajikan di bagian ini tidak mudah untuk diberikan batasan. Oleh karena itu, bagian ini paling sukar dibuat. Banyak makalah hasil penelitian ditolak oleh editor karena kegagalan penulis mengembangkan bagian ini meskipun hasil penelitiannya valid dan menarik. Penolakan oleh editor juga sering terjadi karena penulis salah menginterpretasikan makna data hasil penelitian. Para penulis sering menulis bagian pembahasan terlalu panjang dengan kalimat-kalimat yang sukar dimengerti.
Bagian pembahasan ini bertujuan untuk menunjukkan kepada pembaca makna tentang fakta-fakta yang merupakan hasil sebuah penelitian.
Materi pembahasan akan mempunyai nilai ilmiah jika bagian ini :
Mengandung penjelasan prinsip, hubungan dengan generalisasi hasil penelitian. Materi pokok bahasan tidak dapat dikembangkan hanya dengan merekapitulasi data hasil penelitian.
Menunjukkan pengecualian atau hasil yang tidak berhubungan atau ada hal-hal yang belum terselesaikan ( keterbatasan studi )
Menunjukkan bagaimana hasil penelitian ini sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian yang sudah dipublikasikan sebelumnya.
Membahas implikasi teoritis ataupun aplikasi praktis data temuan hasil penelitian.
Memberikan penjelasan tentang kesimpulan penelitian
Memberikan penjelasan secra ringkas setiap kesimpulan yang akan dibuat.
Pada bagian ini, peneliti mengemukakan dan menganalisis makna penemuan penelitian yang telah dinyatakan sebelumnya dalam hasil dan menghubungkannya dengan pertanyaan penelitian atau hipotesis. Setiap pernyataan harus jelas dan didukung oleh kepustakaan atau teori yang mendukung.
Pembahasan ditulis dan diuraikan setelah memaparkan hasil penelitian. Hasil dan pembahasan diawali dari variabel penelitian yang sesuai dengan kerangka konsep yang dibuat. Pembahasan bukan pengulangan hasil, tetapi membahas hasil. Pembahasan dilakukan secara internal (hubungan beberapa data/variabel) dan eksternal hubungan hasil penelitian dengan penelitian lain serta mengikuti teori yang ada dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan kelanjutan dari Proposal KTI. Isinya sama dengan proposal, namun ditulis setelah melakukan penelitian, sehingga ditambahkan kata pengantar, persembahan, biodata penulis, halaman pengesahan, abstrak, bab baru pada bagian isi yang terdiri dari bab hasil, bab pembahasan dan bab penutup, simpulan dan saran.
Hasil bisa disajikan dalam bentuk tekstular, table, grafik atau gambar atau gabungan antara teks dan table, grafik atau gambar. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan bagi penelitian yang sifatnya analitik dilanjutkan dengan uji statistik yang sesuai.
Pembahasan ditulis dan diuraikan setelah memaparkan hasil penelitian. Hasil dan pembahasan diawali dari variabel penelitian yang sesuai dengan kerangka konsep yang dibuat. Pembahasan bukan pengulangan hasil, tetapi membahas hasil. Pembahasan dilakukan secara internal (hubungan beberapa data/variabel) dan eksternal hubungan hasil penelitian dengan penelitian lain serta mengikuti teori yang ada dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
Gisma adalah nama saya, nama lengkap saya Gisma Wandira yang berarti suku bugis orang makasar wanita mandiri dan merakyat.
Selasa, 17 September 2013
cara cepat menghafal
Sekilas Cara Mempertajam Memori
1. Buatlah ringkasan dari informasi menarik apapun yang kita dapatkan hari ini, bisa di catatan, diary, terserah. Asal jangan di buku orang lain aja
2. Memori yang kita kenang karena emosi akan jauh lebih lama tertanam daripada yang biasa. Misal: Anda tentu masih mengingat ada dimana Anda kemarin, ya kan
jadi buatlah ikatan emosi, sesuatu yang kita pikir sangat penting biasanya melibatkan emosi
3. Yang paling penting, ulangi informasi apa yang ingin kita ingat dalam waktu 30 detik sejak kita mendapatkannya, mau lewat perkataan, ataupun dimasukkan dalam pembicaraan, atau cara apapun.
Semakin banyak kita mengulang, semakin bagus. Beri jeda untuk setiap pengulangan. Jadi, lebih baik Anda mengulang satu informasi untuk diingat 10x dalam 1 hari daripada 10x dalam 1 menit. Ulangi untuk mengingat, dan ingat untuk mengulangi.
4. Tidur. Yup, tidur mengkonsolidasi memori seperti udara mengeraskan semen. Maka kalo lagi buntu, tidur sejenak deh, karena ketika tidur otak kita justru bekerja lebih keras untuk memecahkan masalah atau mengingat informasi. Asal jangan kebanyakan tidur, cacingan tau.
5. Jangan terlalu memasukkan terlalu banyak informasi, selesai
Gisma adalah nama saya, nama lengkap saya Gisma Wandira yang berarti suku bugis orang makasar wanita mandiri dan merakyat.
Senin, 16 September 2013
HYMNE DAN MARS POLTEKKES MALANG
Gisma adalah nama saya, nama lengkap saya Gisma Wandira yang berarti suku bugis orang makasar wanita mandiri dan merakyat.
MARS HYMNE POLTEKKES KEMENKES MALANG
HYMNE DAN MARS POLTEKKES MALANG
MARS POLTEKKES1 = G 4/4lagu : GyonSyair : GyonTata Suara : GyonDimarcia
Bersatu padu menggalang persatuan, Politeknik Kesehatan Malang
Mengemban tugas dalam mengisi pembangunan bidang kesehatan
Tunjukkan karyamu dengan penuh pengabdian bagi bangsa dan negara
Mencetak sumber daya manusia professional dan berbudi luhur
Politeknik kesehatan mari bangkit bersama menyonsong masa depan
Tingkatkan pelayanan dengan penuh pengabdian di dalam melaksanakan tugasmu
Tenaga kesehatan maju trus pantang mundur tuk capai cita-cita
Untuk antarkan bangsa menuju sehat semua
dengan semangat jiwa Pancasila
HYMNE POLTEKKES1 = G 4/4lagu : GyonSyair : GyonTata Suara : GyonMaestoso
Berderap langkahmu gagah beranni, di dalam mengisi pembangunan
Kau mencetak tenaga professional serta berbudi luhu
Politeknik kesehatan Kemenkes Malang sungguh mulia karya citamu
Tri Dharma perguruan tinggi sebagai pedoman setiap langkahmu
Dengan lindungan Tuhan yang Maha Esa kau abdikan jiwa dan ragamu
Untuk mewujudkan Indonesia sehat dimasa yang akan datang
Maju trus pantang mundur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Dengan semangat dan jiwa pancasila, tercapai Indonesia sehat
MARS POLTEKKES1 = G 4/4lagu : GyonSyair : GyonTata Suara : GyonDimarcia
Bersatu padu menggalang persatuan, Politeknik Kesehatan Malang
Mengemban tugas dalam mengisi pembangunan bidang kesehatan
Tunjukkan karyamu dengan penuh pengabdian bagi bangsa dan negara
Mencetak sumber daya manusia professional dan berbudi luhur
Politeknik kesehatan mari bangkit bersama menyonsong masa depan
Tingkatkan pelayanan dengan penuh pengabdian di dalam melaksanakan tugasmu
Tenaga kesehatan maju trus pantang mundur tuk capai cita-cita
Untuk antarkan bangsa menuju sehat semua
dengan semangat jiwa Pancasila
HYMNE POLTEKKES1 = G 4/4lagu : GyonSyair : GyonTata Suara : GyonMaestoso
Berderap langkahmu gagah beranni, di dalam mengisi pembangunan
Kau mencetak tenaga professional serta berbudi luhu
Politeknik kesehatan Kemenkes Malang sungguh mulia karya citamu
Tri Dharma perguruan tinggi sebagai pedoman setiap langkahmu
Dengan lindungan Tuhan yang Maha Esa kau abdikan jiwa dan ragamu
Untuk mewujudkan Indonesia sehat dimasa yang akan datang
Maju trus pantang mundur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Dengan semangat dan jiwa pancasila, tercapai Indonesia sehat
Gisma adalah nama saya, nama lengkap saya Gisma Wandira yang berarti suku bugis orang makasar wanita mandiri dan merakyat.
Minggu, 15 September 2013
contoh kata pengantar KTI
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “ Gambaran Keteraturan Antenatal Care (ANC) Pada Ibu Hamil Dengan Preeklampsia Di RSUD Gambiran Kediri”.
Peneliti menyadari selesainya karya tulis ilmiah ini bukan hanya atas usaha peneliti saja, tetapi juga berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini pula peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
B. Doddy Riyadi,SKM,MM selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Temu Budiarti,S.Pd,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Dwi Estuning Rahayu,S.Pd,S.Kep,Ns,M.Sc selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Kediri
dr.Sentot Imam Suprapto,MM selaku Direktur RSUD Gambiran Kediri
dr.Eko Mudi Putranto, selaku Kepala Instalasi Diklat RSUD Gambiran Kediri
Indah Rahmaningtyas,S.Kp,M.Kes selaku Koordinator Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Kebidanan Kediri
Ribut.Eko.Wijanti,SP,S.ST,M.Kes selaku Pembimbing I
Suwoyo, S.Pd, S.Kep.Ns, M.Kes selaku Pembimbing II
Responden penelitian yang telah banyak membantu penelitian ini
Orang tua, seluruh keluarga, teman-teman serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan moral dan materiil guna terselesaikan karya tulis ilmiah ini.
Peneliti menyadari penyusunan karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat peneliti harapkan. Peneliti berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi peneliti pada khususnya. Amin.
Kediri, Juli 2012
Peneliti
Copas by Anis Miori
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “ Gambaran Keteraturan Antenatal Care (ANC) Pada Ibu Hamil Dengan Preeklampsia Di RSUD Gambiran Kediri”.
Peneliti menyadari selesainya karya tulis ilmiah ini bukan hanya atas usaha peneliti saja, tetapi juga berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini pula peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
B. Doddy Riyadi,SKM,MM selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Temu Budiarti,S.Pd,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Dwi Estuning Rahayu,S.Pd,S.Kep,Ns,M.Sc selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Kediri
dr.Sentot Imam Suprapto,MM selaku Direktur RSUD Gambiran Kediri
dr.Eko Mudi Putranto, selaku Kepala Instalasi Diklat RSUD Gambiran Kediri
Indah Rahmaningtyas,S.Kp,M.Kes selaku Koordinator Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Kebidanan Kediri
Ribut.Eko.Wijanti,SP,S.ST,M.Kes selaku Pembimbing I
Suwoyo, S.Pd, S.Kep.Ns, M.Kes selaku Pembimbing II
Responden penelitian yang telah banyak membantu penelitian ini
Orang tua, seluruh keluarga, teman-teman serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan moral dan materiil guna terselesaikan karya tulis ilmiah ini.
Peneliti menyadari penyusunan karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat peneliti harapkan. Peneliti berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi peneliti pada khususnya. Amin.
Kediri, Juli 2012
Peneliti
Copas by Anis Miori
Gisma adalah nama saya, nama lengkap saya Gisma Wandira yang berarti suku bugis orang makasar wanita mandiri dan merakyat.
Selasa, 10 September 2013
daftar judul KTI MIORI 2007 2009
DAFTAR JUDUL KTI SEMESTER VI A
NoNIMNAMAJUDUL10902200001Anis RakhmawatiThe Descriptions Of Regularity Antenatal Care (ANC) In Pregnant With Preeclampsia In Gambiran Kediri Hospital20902200002Ayu Rohma HastutikCorrelation of Using Combained Oral Contraseptive With Acceptor's Libido of Family Planning in The Slumbung Village Ngadiluwih Kediri District30902200003Binti Nasihatul K40902200004Dahlia Febrica SawitriThe Description Of Screening Preeklampsia At Antenatal Care By Midwives In The Working Area Of The Sambi's Public Health Center 201250902200005Deta Eka LarasatiMaternal Anxiety Levels difference TM III primigravida and multigravida In the face of labor in the BPS Linda Susiana Amd. Keb60902200006Dianing MegarahayuRelationship Between Knowledge With Cadre Motivation in Implementation of Labor Planning and Complication Preventing Program (P4K) in Karangrejo Village Blabak Regional Health Center Kediri Regency70902200007Dwi Jayanti MachendraThe Correlations Knowledge of Mother Aged 35-45 years with an Interest to Use Effective Contraseption Method Chosen (MKET) non Hormonal in the Bulu Village Semen District Regency of Kediri80902200008Elliza Ika E90902200009Erna Dwi RachmawatiThe Description Characteristics of Child Bearing Age Women who Have VIA Examination for Early Detection of Cervical Cancer in Ngletih Public Health Centre100902200010Erni AgustinaThe Description of Anxiety Premenopausal Women (40-49 Years) who Worked in the Mojoroto village of Kediri110902200011Fitria Dewi Ayu A.120902200012Ika NovitasariDescription of Maternal Behaviour Stimulation Fine Motor Toddlers Ages 3-5 Years in the Bangau IHC Slumbung Village Ngadiluwih sub-district of Kediri130902200013Ika Urwatinnisathe discription of the Characteristic of pramenopausal women aged 40-45 years of interest in the use of contraceptives in the Slumbung Village ngadiluwih District Kediri regency140902200014Jala Mayang Inta GawaThe Correlation of in Early Childhood Learning Outcomes in Early Childhood Education (PAUD) and Emotional Development of Children Ages 2-4 years at Early Childhood Education The Naff District Mojoroto Kediri City150902200015Laras LaxitaDescription of giving complementary food to infants (6-12 month) who did not gain weight in Slumbung Village Ngadiluwih District Kediri Regency160902200016Linda PratiwiDescription of Maternal Knowledge About The Implementation of Toilet Training in Toddlers Aged 1-3 years in The Mojoroto Village Mojoroto Sub-District Kediri City170902200017Lucyana SadavinThe Influence of Family Environment with Childhood Interpersonal Intelligence 1-3 Years Old in Village of Badal Pandean, District of Ngadiluwih, Sub-Province of Kediri.
180902200018Lusiana ConstantyaPreview of Antenatal Class Implementation in Society Health Center In Kediri190902200019Masyifi’atul FikriyahRelationship of youth knowledge and attitudes about abortion at SMK PGRI 2 Kediri200902200020Mela wahyuningtyasCorrelation Knowledge About Pregnancy Danger Sign in Pregnancy Achievement of K4 in the Selopanggung Village Semen District Regency of Kediri.210902200021Melza Antha W.The correlation Employmente Status Suckle Mother of Exclusive Breastfeeding Baby At Age 7-12 Months in BPS Linda Susiana,A.Md.Keb Mojoroto Village Mrican District Kediri City220902200022Mila Cahyaningrum
Relationship between Nutritional Status with Accute Respiratory Infections in Toodlers who 1-5 years old in Health Center Balowerti Kediri230902200023Ni’am Rohmawati
The Relation of Labouring Service Quality to Jampersal Program with Patiens Satisfaction in Labouring Service in Local Government Clinic Balowerti Kediri240902200024Novita LestariThe Description of Psychology Change Adaptation of Trimester II in Medication Clinic/ Labor Clinic Prisdhy in Wonorejo Village Wates District Kediri Regency250902200025Nuri MasrurohThe Description of The Factors That Cause The Baby's Mothers 0-6 Months Didn't Give Breastfeeding Exclusiveli in Wonorejo Village Ngadiluwih District Kediri Regency260902200026Nurul HidayahThe Description of TM III Pregnant Mothers Anxiety Level with High Risk in Facing Labor Process in Working Area Local Government Clinic Sukorame Kediri Town270902200027Pipit Vidia AKnowledge description young women Age 15-19 years about sexually transmitted disease due to free sex in SMK Pawyatan Dhaha 2 Kediri280902200028PrasetyaningtyasThe relation of education and socio-cultural level mothers with infant age 0-6months of exclusive breastfeeding in Banjarejo Village Ngadiluwih District Kediri290902200029Prawitha Sari Sukma P.Differences of Knowledge Primiparous and Multiparaous Postpartum Women on Umbilical Cord Care in Newborns in Postpartum Room Public Health Center Balowerti Kediri City300902200030Rahma El MahrunisaDescription of Midwives Satisfaction Who Run Delivery Assurance Program at Puskesmas Balowerti and Puskesmas Ngletih Kota Kediri310902200031Reni UtamiThe Correlations Knowledge of Women Aged 15-26 years with an Interest to Following HPV Immunization in Wonorejo Village Ngadiluwih District Regency of Kediri320902200032Rina WidyastutiThe Correlation between Knowledge of Mother about Complementary Food (MP-ASI) with Attitude of Mother in Complementary Food was Given for Baby 0-12 Month at Wonorejo Village, District Of Ngadiluwih, Sub-Province of Kediri330902200033Rizki Amalia Sarirelationship between knowledge of impact teenage pregnancy for health reproduction with attitudea about free sex in teenage at senior high school 6 kediri340902200034Rona Aprillia Pradana P.
350902200035Rosi Rizqi N.The Description of Behaviour post partum mother Performing In Breast Care at the Public Health Center Balowerti Kediri360902200036Septiana FatmaliaDescription of knowledge overview female age 48-52 years of women menopause nutritional needs in Badal Pandean village, Ngadiluwih district, Kediri regency370902200037Suci IbnatulIdentification of the Characteristics of Mother Who Give Low Birth Weight Infant in the Regional of Public Health Center in 2011380902200038Utari WidyastutiRelationship Family Support Against Interests Post Partum Mother For Breast Feeding baby In The work Area Health Center Ngadiluwih390902200039Virgin Scorrelation between women enthusiasm by the age of 45-54 years old with behaviour of handling menopausal syndrome in 2012400902200040Wahyu Setyowati410802200009Desy Nurul ‘AiniThe Relation of Mother Education :evel and Family Economy Level with Under Five Year Children Physic Growth in Banjarejo Village Ngadiluwih District Kediri Regency420802200072Rizca Dian RiviaThe Description of Side Effect of Using Injection Contraception Device Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) to the participants of Family Planning Program in Private Practice Midwife Mrs. Linda Susiana, Amd. Keb Mrican Village Mojoroto District Kediri Town430802200065Nyke Yanuar R
DAFTAR JUDUL KTI KELAS B
NoNIMNAMAJUDUL19022000041 Aldilla KhairinaDescription of mother knowledge about negative impact of giving early companion feeding of ASI in Jabang, Sidomulyo village Semen district Kediri regency29022000042 Ambarwati KDescription of giving nutrition in infant aged 0-6 months in Sidomulyo village Semen district Kediri regency39022000044 Ayuda Robiatur RohmahImage of women aged 45-50 years knowledge about osteoporosis at Ngletih Social Health Center in Kediri49022000046 Danty Nur’Isti R. PThe Relation of knowledge about exclusive mother milk with post partum mothers motivation to give exclusive mothers milk in Local Government Clinic Balowerti Kediri Town59022000047 Dhea Puput IrianavebiDescription of early marriage effect to reproduction health in Selopanggung vilage Semen dictrict Kediri regency69022000048 Dinda Hesti PrastiwiRelations Role Of Parents As Educators With Acceptance Of Adolescent Physical Changes Of Puberty At SMPN 1 Pagu Kediri District79022000049 Efanda GumilarThe Corelation About the Husband Knowledge KB MOP With The Acceptors Motivation Being In Jabang Sidomulyo Village Sub-District Semen Kediri Regency89022000050 Emil Dha SeviaThe body image of girl adole scents in early puberty period at SDN Mojoroto 1 Kediri Town99022000051 Endah PurnamaningsihRelationship Capital Knowledge About Children with Growth achievement Chilhood Development 54-59109022000052 Estik Ika Indah PurwatiThe Mother’s knowledge image of high risk maternitis danger in BPS Nur Yuliani at Sumberduren village, Tarokan district, Kediri regency119022000053 Fitri AtikaInfluence of counseling of baby gymnastic to mother attitude to practice baby gymnastic in bawang ragional contryside of public health center ngletih129022000054 FitrianiThe Correlation Between Maternal Characteristics By Knowledge About Signs In Pregnancy Danger In Kediri Balowerti Health Center139022000055 Fretik RobiningtyasThe Conection of definition Yodium Wich The Study Out Put of Student in SDN I Bulu Kediri District149022000056 Gita YuninasariRelation Teenager’s Knowledge Eleven Grade Of Senior High School About Leukorrhe With Motivation To Check Herself To Health Center At SMAN 6 Kediri159022000057 Haspeita Elvidian MDescription Of The Attitude Of The Mother Infant Care Ages 0-28 Days In The Region Of The Puskesmas Sukorame Kediri Regency169022000058 Hidayatul Nur AfifahThe ImagesOf Primigravida’s Mother About The Process Of Natural Labour At Aura Syifa Hospital179022000059 Idheri Estu NastitiThe Portrayal of knowledge level and attitudes handling dismenorhoe in early adolescence at the MTs Negeri Kediri II189022000060 Kurnia YulianandaRelationship the Knowledge of Mother Pregnancy About Prenatal Care With Behavior of Mother Check for Pregnancy In Pagung Village, Sub-Districk Semen Kediri Regency.199022000061 Luki Kusuma DewiDescriptive of attitudes woman pregnancy about tabungan ibu bersalin (tabulin) in program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) in the village of Kampung Dalem City Kediri district209022000062 Mei Ardya DwijayantiOverview knowledge of mothers of infants aged 0-12 years on five basic immunization in the Pagung Village Semen District Kediri Regency219022000063 Mei SuharmiatiSociodemographic Relations of Family Planning Acceptors Prospective Interest In Using Implant In Pagung Village, Semen Districk Kediri Regency.229022000064 Mustika Trisna MegasariDescription Of Mother’s Knowledge About Exclusive Breastfeeding For Prevention Diarrhea In Infants Age 0-6 Months In The Pagung Village District Semen Kediri Regency239022000065 Nadhifatul UlfahThe Affecting Factor Mother’s Interest to Carry Childhen Age 12-60 Months to Posyandu in the Selopanggung village Semen District Kediri Regency249022000066 Naila Faricha ROverview Knowledge Of Post Partum Mother About Care Low Birth Weight Infants After Return From Hospital Gamabiran Kediri 259022000067 Oktalia Urda KOverview Knowledge Of Breastfeeding Mother About Oral Thrush In Posyandu Ochard Bawang Village Health Center Ngletih Kediri City269022000068 Pretika Dyah NovitaFamily Perception of Mother Love Care by Normal Labouring Midwife in Balowerti Society Health Center Kediri279022000069 Puspa Aprina R289022000070 Rani Setya AnggrainiThe Growth Overview Toodlers Ages 1-5 Years In Balowerti Health Center Kediri299022000071 Ratih PurwatiningsihDescription of second Trimester maternal knowledge about voluntary counseling and testing atau VCT in the region Gurah health center, kediri regency309022000072 Riska Diyanti AnggrainiOccurence Causes of Intrauterine Fetal Death picture in the content of the RSIA Melinda Period January 1 2011-December 31 2011319022000073 Riska Karunia AgustinDifferences Knowledge Primiparous and Multiparous About Role As A Mother In Supply the Basic Needs of Children in the Village of Kayen Kidul, Kayen Kidul District, Kediri Regency329022000075 Santy Irene PutriThe correlation of parental knowledge about feeding toddler with the incidence of obesity children aged 2 to 5 years in the PAUD at kota Sub-district, Kediri339022000076 Sella Ayu Puspita SariThe Relation Between Geographical Factor With Attainment of Antenatal Visit of K4 In The Selopanggung Village Kec.Semen Kab.Kediri349022000077 Septi Wulan RarasariThe differences of body weight to injection family planning program acceptor before and after using injection family planning DMPA in private practice midwife Sismiarti Banjarmlati village, Mojoroto district, Kediri Town359022000080 Yunita PangestutiKnowledge of lsbor relationship with the mother of behavior choosing helpers labor in the Selopanggung Village Kec.Semen Kab.Kediri360022000066 Panggih AriswatiEffect of Peer’s Perception on Attitudes against premarital sex Teens Ages 16-17 Years at SMK PGRI 2 Kediri379022000082 Williarisa Prita P.Weigh Gain Differencess of Infant Aged 0 to 6 Months Massaged by Virgin Coconut Oil (VCO) and Baby Oil in Selodono Village Ringinrejo District Kediri Regency
NoNIMNAMAJUDUL10902200001Anis RakhmawatiThe Descriptions Of Regularity Antenatal Care (ANC) In Pregnant With Preeclampsia In Gambiran Kediri Hospital20902200002Ayu Rohma HastutikCorrelation of Using Combained Oral Contraseptive With Acceptor's Libido of Family Planning in The Slumbung Village Ngadiluwih Kediri District30902200003Binti Nasihatul K40902200004Dahlia Febrica SawitriThe Description Of Screening Preeklampsia At Antenatal Care By Midwives In The Working Area Of The Sambi's Public Health Center 201250902200005Deta Eka LarasatiMaternal Anxiety Levels difference TM III primigravida and multigravida In the face of labor in the BPS Linda Susiana Amd. Keb60902200006Dianing MegarahayuRelationship Between Knowledge With Cadre Motivation in Implementation of Labor Planning and Complication Preventing Program (P4K) in Karangrejo Village Blabak Regional Health Center Kediri Regency70902200007Dwi Jayanti MachendraThe Correlations Knowledge of Mother Aged 35-45 years with an Interest to Use Effective Contraseption Method Chosen (MKET) non Hormonal in the Bulu Village Semen District Regency of Kediri80902200008Elliza Ika E90902200009Erna Dwi RachmawatiThe Description Characteristics of Child Bearing Age Women who Have VIA Examination for Early Detection of Cervical Cancer in Ngletih Public Health Centre100902200010Erni AgustinaThe Description of Anxiety Premenopausal Women (40-49 Years) who Worked in the Mojoroto village of Kediri110902200011Fitria Dewi Ayu A.120902200012Ika NovitasariDescription of Maternal Behaviour Stimulation Fine Motor Toddlers Ages 3-5 Years in the Bangau IHC Slumbung Village Ngadiluwih sub-district of Kediri130902200013Ika Urwatinnisathe discription of the Characteristic of pramenopausal women aged 40-45 years of interest in the use of contraceptives in the Slumbung Village ngadiluwih District Kediri regency140902200014Jala Mayang Inta GawaThe Correlation of in Early Childhood Learning Outcomes in Early Childhood Education (PAUD) and Emotional Development of Children Ages 2-4 years at Early Childhood Education The Naff District Mojoroto Kediri City150902200015Laras LaxitaDescription of giving complementary food to infants (6-12 month) who did not gain weight in Slumbung Village Ngadiluwih District Kediri Regency160902200016Linda PratiwiDescription of Maternal Knowledge About The Implementation of Toilet Training in Toddlers Aged 1-3 years in The Mojoroto Village Mojoroto Sub-District Kediri City170902200017Lucyana SadavinThe Influence of Family Environment with Childhood Interpersonal Intelligence 1-3 Years Old in Village of Badal Pandean, District of Ngadiluwih, Sub-Province of Kediri.
180902200018Lusiana ConstantyaPreview of Antenatal Class Implementation in Society Health Center In Kediri190902200019Masyifi’atul FikriyahRelationship of youth knowledge and attitudes about abortion at SMK PGRI 2 Kediri200902200020Mela wahyuningtyasCorrelation Knowledge About Pregnancy Danger Sign in Pregnancy Achievement of K4 in the Selopanggung Village Semen District Regency of Kediri.210902200021Melza Antha W.The correlation Employmente Status Suckle Mother of Exclusive Breastfeeding Baby At Age 7-12 Months in BPS Linda Susiana,A.Md.Keb Mojoroto Village Mrican District Kediri City220902200022Mila Cahyaningrum
Relationship between Nutritional Status with Accute Respiratory Infections in Toodlers who 1-5 years old in Health Center Balowerti Kediri230902200023Ni’am Rohmawati
The Relation of Labouring Service Quality to Jampersal Program with Patiens Satisfaction in Labouring Service in Local Government Clinic Balowerti Kediri240902200024Novita LestariThe Description of Psychology Change Adaptation of Trimester II in Medication Clinic/ Labor Clinic Prisdhy in Wonorejo Village Wates District Kediri Regency250902200025Nuri MasrurohThe Description of The Factors That Cause The Baby's Mothers 0-6 Months Didn't Give Breastfeeding Exclusiveli in Wonorejo Village Ngadiluwih District Kediri Regency260902200026Nurul HidayahThe Description of TM III Pregnant Mothers Anxiety Level with High Risk in Facing Labor Process in Working Area Local Government Clinic Sukorame Kediri Town270902200027Pipit Vidia AKnowledge description young women Age 15-19 years about sexually transmitted disease due to free sex in SMK Pawyatan Dhaha 2 Kediri280902200028PrasetyaningtyasThe relation of education and socio-cultural level mothers with infant age 0-6months of exclusive breastfeeding in Banjarejo Village Ngadiluwih District Kediri290902200029Prawitha Sari Sukma P.Differences of Knowledge Primiparous and Multiparaous Postpartum Women on Umbilical Cord Care in Newborns in Postpartum Room Public Health Center Balowerti Kediri City300902200030Rahma El MahrunisaDescription of Midwives Satisfaction Who Run Delivery Assurance Program at Puskesmas Balowerti and Puskesmas Ngletih Kota Kediri310902200031Reni UtamiThe Correlations Knowledge of Women Aged 15-26 years with an Interest to Following HPV Immunization in Wonorejo Village Ngadiluwih District Regency of Kediri320902200032Rina WidyastutiThe Correlation between Knowledge of Mother about Complementary Food (MP-ASI) with Attitude of Mother in Complementary Food was Given for Baby 0-12 Month at Wonorejo Village, District Of Ngadiluwih, Sub-Province of Kediri330902200033Rizki Amalia Sarirelationship between knowledge of impact teenage pregnancy for health reproduction with attitudea about free sex in teenage at senior high school 6 kediri340902200034Rona Aprillia Pradana P.
350902200035Rosi Rizqi N.The Description of Behaviour post partum mother Performing In Breast Care at the Public Health Center Balowerti Kediri360902200036Septiana FatmaliaDescription of knowledge overview female age 48-52 years of women menopause nutritional needs in Badal Pandean village, Ngadiluwih district, Kediri regency370902200037Suci IbnatulIdentification of the Characteristics of Mother Who Give Low Birth Weight Infant in the Regional of Public Health Center in 2011380902200038Utari WidyastutiRelationship Family Support Against Interests Post Partum Mother For Breast Feeding baby In The work Area Health Center Ngadiluwih390902200039Virgin Scorrelation between women enthusiasm by the age of 45-54 years old with behaviour of handling menopausal syndrome in 2012400902200040Wahyu Setyowati410802200009Desy Nurul ‘AiniThe Relation of Mother Education :evel and Family Economy Level with Under Five Year Children Physic Growth in Banjarejo Village Ngadiluwih District Kediri Regency420802200072Rizca Dian RiviaThe Description of Side Effect of Using Injection Contraception Device Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) to the participants of Family Planning Program in Private Practice Midwife Mrs. Linda Susiana, Amd. Keb Mrican Village Mojoroto District Kediri Town430802200065Nyke Yanuar R
DAFTAR JUDUL KTI KELAS B
NoNIMNAMAJUDUL19022000041 Aldilla KhairinaDescription of mother knowledge about negative impact of giving early companion feeding of ASI in Jabang, Sidomulyo village Semen district Kediri regency29022000042 Ambarwati KDescription of giving nutrition in infant aged 0-6 months in Sidomulyo village Semen district Kediri regency39022000044 Ayuda Robiatur RohmahImage of women aged 45-50 years knowledge about osteoporosis at Ngletih Social Health Center in Kediri49022000046 Danty Nur’Isti R. PThe Relation of knowledge about exclusive mother milk with post partum mothers motivation to give exclusive mothers milk in Local Government Clinic Balowerti Kediri Town59022000047 Dhea Puput IrianavebiDescription of early marriage effect to reproduction health in Selopanggung vilage Semen dictrict Kediri regency69022000048 Dinda Hesti PrastiwiRelations Role Of Parents As Educators With Acceptance Of Adolescent Physical Changes Of Puberty At SMPN 1 Pagu Kediri District79022000049 Efanda GumilarThe Corelation About the Husband Knowledge KB MOP With The Acceptors Motivation Being In Jabang Sidomulyo Village Sub-District Semen Kediri Regency89022000050 Emil Dha SeviaThe body image of girl adole scents in early puberty period at SDN Mojoroto 1 Kediri Town99022000051 Endah PurnamaningsihRelationship Capital Knowledge About Children with Growth achievement Chilhood Development 54-59109022000052 Estik Ika Indah PurwatiThe Mother’s knowledge image of high risk maternitis danger in BPS Nur Yuliani at Sumberduren village, Tarokan district, Kediri regency119022000053 Fitri AtikaInfluence of counseling of baby gymnastic to mother attitude to practice baby gymnastic in bawang ragional contryside of public health center ngletih129022000054 FitrianiThe Correlation Between Maternal Characteristics By Knowledge About Signs In Pregnancy Danger In Kediri Balowerti Health Center139022000055 Fretik RobiningtyasThe Conection of definition Yodium Wich The Study Out Put of Student in SDN I Bulu Kediri District149022000056 Gita YuninasariRelation Teenager’s Knowledge Eleven Grade Of Senior High School About Leukorrhe With Motivation To Check Herself To Health Center At SMAN 6 Kediri159022000057 Haspeita Elvidian MDescription Of The Attitude Of The Mother Infant Care Ages 0-28 Days In The Region Of The Puskesmas Sukorame Kediri Regency169022000058 Hidayatul Nur AfifahThe ImagesOf Primigravida’s Mother About The Process Of Natural Labour At Aura Syifa Hospital179022000059 Idheri Estu NastitiThe Portrayal of knowledge level and attitudes handling dismenorhoe in early adolescence at the MTs Negeri Kediri II189022000060 Kurnia YulianandaRelationship the Knowledge of Mother Pregnancy About Prenatal Care With Behavior of Mother Check for Pregnancy In Pagung Village, Sub-Districk Semen Kediri Regency.199022000061 Luki Kusuma DewiDescriptive of attitudes woman pregnancy about tabungan ibu bersalin (tabulin) in program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) in the village of Kampung Dalem City Kediri district209022000062 Mei Ardya DwijayantiOverview knowledge of mothers of infants aged 0-12 years on five basic immunization in the Pagung Village Semen District Kediri Regency219022000063 Mei SuharmiatiSociodemographic Relations of Family Planning Acceptors Prospective Interest In Using Implant In Pagung Village, Semen Districk Kediri Regency.229022000064 Mustika Trisna MegasariDescription Of Mother’s Knowledge About Exclusive Breastfeeding For Prevention Diarrhea In Infants Age 0-6 Months In The Pagung Village District Semen Kediri Regency239022000065 Nadhifatul UlfahThe Affecting Factor Mother’s Interest to Carry Childhen Age 12-60 Months to Posyandu in the Selopanggung village Semen District Kediri Regency249022000066 Naila Faricha ROverview Knowledge Of Post Partum Mother About Care Low Birth Weight Infants After Return From Hospital Gamabiran Kediri 259022000067 Oktalia Urda KOverview Knowledge Of Breastfeeding Mother About Oral Thrush In Posyandu Ochard Bawang Village Health Center Ngletih Kediri City269022000068 Pretika Dyah NovitaFamily Perception of Mother Love Care by Normal Labouring Midwife in Balowerti Society Health Center Kediri279022000069 Puspa Aprina R289022000070 Rani Setya AnggrainiThe Growth Overview Toodlers Ages 1-5 Years In Balowerti Health Center Kediri299022000071 Ratih PurwatiningsihDescription of second Trimester maternal knowledge about voluntary counseling and testing atau VCT in the region Gurah health center, kediri regency309022000072 Riska Diyanti AnggrainiOccurence Causes of Intrauterine Fetal Death picture in the content of the RSIA Melinda Period January 1 2011-December 31 2011319022000073 Riska Karunia AgustinDifferences Knowledge Primiparous and Multiparous About Role As A Mother In Supply the Basic Needs of Children in the Village of Kayen Kidul, Kayen Kidul District, Kediri Regency329022000075 Santy Irene PutriThe correlation of parental knowledge about feeding toddler with the incidence of obesity children aged 2 to 5 years in the PAUD at kota Sub-district, Kediri339022000076 Sella Ayu Puspita SariThe Relation Between Geographical Factor With Attainment of Antenatal Visit of K4 In The Selopanggung Village Kec.Semen Kab.Kediri349022000077 Septi Wulan RarasariThe differences of body weight to injection family planning program acceptor before and after using injection family planning DMPA in private practice midwife Sismiarti Banjarmlati village, Mojoroto district, Kediri Town359022000080 Yunita PangestutiKnowledge of lsbor relationship with the mother of behavior choosing helpers labor in the Selopanggung Village Kec.Semen Kab.Kediri360022000066 Panggih AriswatiEffect of Peer’s Perception on Attitudes against premarital sex Teens Ages 16-17 Years at SMK PGRI 2 Kediri379022000082 Williarisa Prita P.Weigh Gain Differencess of Infant Aged 0 to 6 Months Massaged by Virgin Coconut Oil (VCO) and Baby Oil in Selodono Village Ringinrejo District Kediri Regency
Gisma adalah nama saya, nama lengkap saya Gisma Wandira yang berarti suku bugis orang makasar wanita mandiri dan merakyat.
Langganan:
Postingan (Atom)